Film Dua Garis Biru, Cara Edukasi Seks Sejak Dini Tanpa Menghakimi

Film dua garis biru

Walau sudah banyak menulis tentang topik pola asuh beberapa tahun belakangan, dan memiliki seorang anak yang sudah remaja, menulis tentang sex education bukan hal yang mudah untuk saya. Menyampaikan pentingnya pendidikan seks kepada masyarakat umum yang memiliki standar pengetahuan beragam seputar hal tersebut, bagi saya masih menjadi satu tantangan yang belum terpecahkan. Bahkan di keluarga kami, di mana anak-anak sudah bebas bertanya tentang rasa penasarannya seputar seks dan seksualitas, membuka pembicaraan baru tentang hal ini tetap sebuah tantangan yang membuat kami sebagai orang tua perlu menghela napas yang dalam ketika harus memulai pembicaraan. Ya, punya anak remaja memang tidak pernah mudah.

Film dua garis biru
Image: instagram.com/duagarisbirufilm

Eh, tiba-tiba ada film dua garis biru hadir ditengah keluarga Indonesia yang sedang kebingungan ini. Kenapa saya sebut kebingungan? Kita pasti tau dong perkembangan teknologi membuat semua orang di segala usia semakin mudah mengakses segala jenis informasi. Situasi ini mungkin bisa membuat anak-anak semakin penasaran dengan seks dan seksualitas. Sementara orang tua masih juga banyak yang tabu, atau mungkin malu memulai pembicaraan seputar ini dengan anaknya. Takut salah, takut nggak bisa jawab, atau bahkan takut menghadapi situasi yang kikuk, biasanya jadi alasan orang tua. Saya pernah, dan terkadang masih menjadi orang tua yang terjebak dalam situasi tersebut. 

Karena itu film dua garis biru ini menurut saya pantas disyukuri kehadirannya. Apalagi ketika ditonton anak remaja bersama-sama dengan orang tuanya. Selain memberikan penggambaran jelas kepada anak dan orang tua tentang situasi yang mungkin terjadi pada keluarga ketika ada dua anak remaja yang hamil di usia sekolah, menjelaskan tentang bagaimana beresikonya situasi tersebut terhadap kesehatan ibu yang terlalu muda, tapi yang terpenting film ini bisa membuka pintu yang selama ini mungkin tergembok antara orang tua dan anak untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai seks dan seksualitas. 

Film dua garis biru
Image: instagram.com/duagarisbirufilm

Setelah nonton film ini bersama Mima, anak remaja saya yang berusia 16 tahun, ada bahan obrolan baru di keluarga kami. Tentang risiko hubungan seks di usia muda, bagaimana sebenarnya perempuan bisa hamil, juga bagaimana test pack bekerja. Bahkan menurut Mima, akhirnya dia bisa memahami sudut pandang orang tua yang sering terlihat sangat khawatir ketika melihat anak remajanya mulai pacaran. Saya yakin situasi serupa juga dialami oleh keluarga lain yang terhanyut dalam rasa yang sama ketika menonton dua garis biru. 

Kalau boleh jujur, sungguh besar harapan saya pesan pada film dua garis biru ini mampu membawa perubahan bagi keluarga Indonesia. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *